Rabu, 26 Agustus 2009

10 Kualitas Pribadi yang Disukai

1. Ketulusan
Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura-pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsip 'Ya di atas Ya dan Tidak di atas Tidak'. Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.

2. Kerendahan Hati
Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendahan hati justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya bisa bersikap rendah hati. Ia bagaikan padi, yang semakin berisi semakin merunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang di atasnya merasa oke dan membuat orang yang dibawahnya tidak merasa minder.

3. Kesetiaan
Kesetiaan sudah menjadi barang langka dan sangat tinggi harganya. Orang yang setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.

4. Positive Thinking
Orang yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan sebagainya.

5. Keceriaan
Karena tidak semua orang dikaruniai tempramen ceria, keceriaan tidak harus diartikan sebagai ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa menertawakan situasi, orang lain, juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong semangat orang lain.

6. Bertanggung Jawab
Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya.
Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan menyalahkan siapa pun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang bertanggung jawab atas apa pun yang dialami dan dirasakannya.

7. Percaya Diri
Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.

8. Kebesaran Jiwa
Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain. Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci dan permusuhan. Ketika menghadapi masa-masa sulit dia tetap tegar, tidak membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.

9. Easy Going
Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir dengan masa depan. Dia tidak mau ambil pusing dan stres dengan masalah-masalah yang berada di luar kontrolnya.

10. Empati
Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar yang terbaik bagi kedua belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.
(dikutip dari buku 'SUPER GREAT MEMORY Metode Lengkap dan Praktis untuk Melejitkan Daya Ingat Super Anda!' dengan sedikit perubahan).

Selasa, 25 Agustus 2009

Kalau Kau Sibuk Kapan Kau Sempat (1)

Oleh: Mustofa Bisri

Kalau kau sibuk berteori saja
Kapan kau sempat menikmati mempraktikkan teori?
Kalau kau sibuk menikmati praktik teori saja
Kapan kau memanfaatkannya?

Kalau kau sibuk mencari penghidupan saja
Kapan kau sempat menikmati hidup?
Kalau kau sibuk menikmati hidup saja
Kapan kau hidup?

Kalau kau sibuk dengan kursimu saja
Kapan kau sempat memikirkan pantatmu?
Kalau kau sibuk memikirkan pantatmu saja
Kapan kau menyadari joroknya?

Kalau kau sibuk membodohi orang saja
Kapan kau sempat memanfaatkan kepandaianmu?
Kalau kau sibuk memanfaatkan kepandaianmu saja
Kapan orang lain memanfaatkannya?

Kalau kau pamer kepintaran saja
Kapan kau sempat membuktikan kepintaranmu?
Kalau kau sibuk membuktikan kepintaranmu saja
Kapan kau pintar?

Kalau kau sibuk mencela orang lain saja
Kapan kau sempat membuktikan cela-celanya?
Kalau kau sibuk membuktikan cela orang lain saja
Kapan kau menyadari celamu sendiri?

Kalau kau sibuk bertikai saja
Kapan kau sempat merenungi sebab pertikaian?
Kalau kau sibuk merenungi sebab pertikaian saja
Kapan kau akan menyadari sia-sianya?

Kalau kau sibuk bermain cinta saja
Kapan kau sempat merenungi arti cinta?
Kalau kau sibuk merenungi arti cinta saja
Kapan kau bercinta?

Kalau kau sibuk berkhutbah saja
Kapan kau menyadari kebijakan khutbah?
Kalau kau sibuk menyadari kebijakan khutbah saja
Kapan kau akan mengamalkannya?

Kalau kau sibuk berdzikir saja
Kapan kau sempat menyadari keagungan Yang kau dzikiri?
Kalau kau sibuk dengan keagungan Yang kau dzikiri saja
Kapan kau mengenal-NYA?

Kalau kau sibuk berbicara saja
Kapan kau sempat memikirkan bicaramu?
Kalau kau sibuk memikirkan bicaramu saja
Kapan kau mengerti arti bicara?

Kalau kau sibuk mendendangkan puisi saja
Kapan kau sempat berpuisi?
Kalau kau sibuk berpuisi saja
Kapan kau memuisi?

Kalau kau sibuk dengan kulit saja
Kapan kau sempat menyentuh isinya?
Kalau kau sibuk menyentuh isinya saja
Kapan kau sampai ke intinya?
Kalau kau sibuk dengan intinya saja
Kapan kau mema'rifati-NYA?
Kalau kau sibuk mema'rifati-NYA saja
Kapan kau bersatu dengan-NYA?

"Kalau kau sibuk bertanya saja
Kapan kau mendengar jawaban?"

Jumat, 21 Agustus 2009

Menahan Marah karena ALLAH

Marah adalah fitrah manusia. Yang dimaksud dengan fitrah itu adalah sesuatu yang sudah ada pada diri manusia sejak awal penciptaannya, bisa berkembang atau menyusut, namun tidak hilang.
Orang yang bertakwa adalah orang yang pandai menahan marah karena ALLAH.
ALLAH swt berfirman:
" Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. ALLAH menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (Q.S. Ali Imran: 133 - 134).
Orang yang pandai menahan marah berarti ia telah bersabar, dan sesungguhnya ALLAH bersama orang-orang yang sabar.
RosuluLLAH saw bersabda:
"Sabar adalah satu perbendaharaan dari perbendaharaan-perbendaharaan surga" (HR. Tabrani).
RosuluLLAH saw telah mengajarkan kepada kita bagaimana cara meredakan marah dalam hadits beliau.
RosuluLLAH saw bersabda:
" Sesungguhnya marah itu adalah bara api. Maka barangsiapa merasakan demikian, jika ia sedang berdiri, maka hendaklah ia duduk, dan bila sedang duduk, hendaklah berbaring." (HR. Abu Laits).
Dalam hadits lain, RosuluLLAH saw bersabda:
" Jauhilah olehmu perbuatan marah-marah karena marah itu menyalakan api dalam qolbu anak Adam. Bukankah orang yang marah-marah itu merahlah matanya dan tegang urat-urat lehernya. Maka apabila seorang merasakan yang demikian, hendaklah berbaring dan merebahkan badannya di tanah." (HR. Abu Laits).
wALLAHu a'lam.
(sumber: buku 'Muslim Sejati')

Rabu, 19 Agustus 2009

Ciri-Ciri Orang yang Diterima Taubatnya Oleh ALLAH

Pada dasarnya setiap orang yang bertaubat akan diterima oleh ALLAH. Tetapi yang dapat memberikan penilaian atas diterima atau ditolaknya taubat seorang hamba tentu hanya ALLAH yang mengetahui, sebab hanya ALLAH lah yang mengetahui taubatnya sungguh-sungguh atau tidak.
Bila dilihat dari dzahirnya, ciri-ciri orang yang diterima taubatnya oleh ALLAH dapat disebutkan antara lain sebagai berikut:
1. Orang tersebut menjauhi maksiat,
2. Hatinya selalu lapang dan gembira, baik ketika sendirian maupun di muka umum,
3. Senantiasa bergaul dengan orang yang baik-baik dan menjauhkan diri dari orang-orang fasik,
4. Hatinya sedikit sekali kepada hal-hal keduniaan; sebaliknya banyak mengerjakan amal kebaikan,
5. Selalu memelihara lidahnya, dengan senantiasa berdzikir, dan menyesali perbuatan-perbuatan jahat lidahnya, senantiasa berpikir dan menyesali perbuatan-perbuatan jahat yang pernah dilakukannya.
(sumber: Buku 'Muslim Sejati')

Selasa, 18 Agustus 2009

BismiLLAH

BismiLLAHirrohmanirrohim...
Kumulai tulisan di Blog ini dengan menyebut asma ALLAH.
Semoga apa yang kutulis di Blog ini nantinya bisa memberi manfaat bagi yang membuka dan membacanya.
amin.